Kusebut kau PELANGI
Aku pernah mengagumi pemuda di akhir zaman, cukup sekali saja dan mungkin itu yang terakhir, selanjutkan aku tidak ingin memberanikan
diri, sungguh .
Kuakui aku mengaguminya, karna
baru kali ini antara logika dan perasaanku mulai sinkron walaupun aku tau
mulutku takkan bisa sesinkron mereka berdua. Aku beruntung memiliki sesuatu
yang tanpa aku mulai. Aku buka tipe wanita yang memulai duluan nyali yang ku
miliki berkapasitas rendah perihal memulai, beraninya mengadu sama sang pencipta menunggu jawaban doaku
adalah keahlianku setiap kali hatiku rapuh. kala itu aku beruntung karna aku
bisa dekat dengan seseorang yang aku kagumi yang selalu melindungiku dan
menjaga ku setiap kali aku ingin melakukan sesuatu dan selalu saja nasehatnya
aku turuti. Selalu ada kebahagian yang teramat dalam saat dia menghubungiku,
memulai obrolan sederhana kepadaku, mengajakku mendebatkan suatu hal yang
penting,mengingatkan aku ketika aku lupa, membantuku menyelesaikan masalah,
mengejekku biar aku marah,dan menghiburku dikala sedih. terimah kasih aku suka akan semua yang pernah kita lakukan.
Suatu ketika kabarnya hilang dia
tak lagi mencariku entah yang menjauhkan diri siapa entah aku atau dia yang
pasti kita kehilangan komunikasi, hingga memakan waktu bertahun-tahun.
singkat cerita dia tiba2 hadir di salah satu
media social miliku tepatnya massangger Entah apa yang membuatnya kembali hadir
bersamaku bahkan tanpa ragu dan rasa bersalah dy menyapa dan meminta nomor
telponku, orang yang sekian lama menghilang tiba2 hadir. Hatiku bertanya
tanya,ada apa dengan dia ??? dy yang slama ini mnjaga jarak hilang tanpa
kabar Entahlah yang aku tahu dia datang
untuk mempebaiki diri dan menebus kesalahan .
5 menit kemudian handphone ku
berdering dengan cepat aku melihat nomor yang akhiranya tak asing memang
kontakya tak lagi ku simpan, saat itu aku membiarkan panggilannya berdering
sebanyak 5 kali entah saat itu di fikiran ku apa yang jelas aku takut menjawab
tapi rasa bahagia menyelimuti tanpa ku cari di datang tanpa ku minta dia hadir.
Kita kembali dalam fase dimana
aku pernah sedekat nadi dengan dia membicarakan yang pernah tertunda meluapkan
segalanya bahkan kita lupa ternyata kita memiliki rasa yang sama sayangnya aku
tidak pernah berani menujukkan perasaan yang sekian lama terpendam aku terus
saja menggali rasa yang ia miliki tapi rasa q sama sekali masih tersembunyi
rapi, bahkan belum kutemukan cara menunjukkannya, aku selalu mengalihkan
pembicaraan di kala topiknya mulai serius bahkan pura-pura tidak mengerti
dengan pembasannya yang ku lakukan hanya menjadi anak kecil yang belum saatnya
untuk dibicarakan, bodohkan ia memang bodoh dan itu adalah kebodohan yang
pernah ada dan kesalahan yang pernah aku lakukan.
Sebab dari kesalahanku itu sangat
berakibat fatal pada diriku dia yang beranggapan aku sama sekali tidak memiliki
rasa yang berlebihan padahal aku hanya ingin mengukur how deep is your love,
just it, no more, suatu hari ia meninggalkanku dengan alasan yang sangat tidak
logis, hanya karna sebuah foto berbuka puasa dengan teman seruangan ku, kami
berjumlah 3 orang yang aku menganggap mereka adalah kakak aku yang di ruangan
alhasil dia cemburu mengaggap aku tidak menjaga perasaannya mengira bahwa aku
mnyetarakan dia dengan mereka hanya karna 1 kalimat yang sungguh tidak kusadari
memiliki makna yg membuat dia terluka beranggapan selama ini dia bukan siapa
siapa.
Beberapa minggu kemudian
terdengar kabar bahwa ia akan melangsungkan pernikahan dengan seorang wanita
cantik yang merupakan hasil perjodohan antara kedua orang tua mereka, aku kenal
wanita itu aku juga tau cerita dan kisah mereka. Suatu hari seorang sahabat
bertanya kepadanya mengapa kau begitu tega, kau telah menjaganya
bertahun-tahun, melindungi dirinya, menjauhkannya dari laki-laki yang ingin
mengenal dia lebih dekat hingga menuntnya kepada kebaikan lalu kau pergi dengan
alasan yang sungguh tidak akurat, dengan lantang dia menjawab sungguh aku tidak
menemukannya dalam istikharahku. Mendengar hal itu hatiku terkoyak namun haru
karna sesungguhnya aku belum dekat dengan sang pencipta, sang pembolak balik
perasaan dan yang menentukan jodoh kita kelak.
Biarlah rasa ini tetap menjadi rahasia, karna memendam rasa
adalah keahlianku.